Pengobatan Hipertensi
Hipertensi adalah gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah sehingga tekanan darah menjadi diatas normal. Karna itulah penyakit ini juga dikenal dengan nama tekanan darah tinggi. Pada saat pengukuran tekanan darah biasanya akan menghasilkan dua angka yang mana masing-masing menunjukan angka untuk yang lebih tinggi dan lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapatkan ketika jantung kita berkontraksi (sistolik), sedangkan angka yang lebih rendah ketika jantung sedang berelaksasi (diastolik). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih. Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi. Hipertensi bagi banyak orang bukan lagi hanya sekedar keluhan kronis, melainkan suatu jalan hidup yang tergantung pada obat-obatan dan kunjungan teratur ke dokter untuk resep ulang dan chek-up. Untuk melaksanakan ini sangat diperlukan pemahaman dari pasien hipertensi tentang pelaksanaan program pengobatan. Hasil penelitian dengan mengunakan wawancara yang dikelompokkan dalam tema, tema pertama tentang pengertian hipertensi menurut responden adalah penyakit dengan tensi tinggi dengan istirahat dan minum obat, sedangkan tema ketiga yaitu mempertahankan kestabilan tekanan darah dengan melaksanakan program pengobatan. Dari tema yang ada menunjukkan bahwa pasien hipertensi sudah melaksanakn program pengobatan dengan baik ditandai dengan pengetahuan dan sikap pasien dalam mengatasi hipertensi yang diderita. Pelaksanaan ini selain karena pemahaman dari pasien sendiri juga adanya dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar sehinggapasien dapat menjalaninya. Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini perawat dan dokter yang selalu memberi perawatan, pendidikan kesehatan juga sangat mempengaruhi dalam keberhasilan pelaksanaan program pengobatan.1
Meskipun yang sering terkena hipertensi pada umumnya adalah orang dewasa di usia produktif, waktu mereka sedang sibuk dalam berbagai aktivitas mereka. Akan tetapi penyakit ini juga bisa berkembang pada anak-anak yang masih kecil, pada bayi yang baru lahir pun sering tidak terdeteksi karena tidak adanya tanda-tanda yang signifikan. Penyebab hipertensi belum diketahui dengan pasti, akan tetapi data-data penelitian telah menemukan faktor-faktor yang menyebabkan hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi faktor keturunan, ciri perorangan, dan kebiasaan hidup. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbullnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Statistik di Amerika menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi, kebiasaan tersebut seperti konsumsi garam yyanng tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain.2
Tekanan darah seringkali meningkat sebagai sesuatu yang sulit dikendalikan. Hipertensi bukan hanya dapat diderita seseorang karena riwayat keluarga yang hipertensi, tapi hipertensi juga disebabkan karena seseorang yang pada awalnya menderita sebuah penyakit. Beberapa contoh penyakitnya yaitu, penyakit tiroid, abnea tidur, dan penyakit ginjal. Di samping itu juga ada penyakit yang dapat menyebabkan hipertensi, terutama obat asma dan pil KB. Sebaliknya banyak masalah medis yang juga bisa ditimbulkan dari adanya hipertensi, beberapa yang paling serius adalah gagal ginjal, stroke, penyakit jantung koroner dan penyakit arteri koroner. Hipertensi tidak hanya diderita oleh para orang tua, hipertensi juga bisa diderita oleh para remaja. Dalam rangka untuk penyembuhan hipertensi dari dahulu sampai sekarang telah banyak dilakukan penelitian, baik dengan pengobatan dengan menggunakan obat-obat alamiah maupun menggunakan pengbobatan dengan herbal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah ada.
Riwayat alamiah hipertensi esensial yang mula-mula terdeteksi selama remaja ada dalam penelitian; banyak penderita demikian yang mungkin akan terus menderita hipertensi esensial seperti orang dewasa. Penelitian bersama orang dewasa dengan hipertensi esensial telah menunjukkan manfaat terapi obat dalam mengurangi insiden gagal jantung kongestif, gagal ginjal dan stroke. Penurunan insiden infark miokardium serupa tidak terbukti. Tidak adanya pengaruh ini palling mungkin karena penyakit artei koronaria yang mendahului telah diteggakkan dengan baik sebelum tekanan darah terkendali. Perubahan lipid serum terhadap obat dapat memperburuk masalah ini. Deteksi dan interveksi pada umur lebih awal dengan obat--obatan yang tidak menaikkan lipidlipid serum akan memperbaiki keadaan. Prognosis untuk hipertensi sekunder terutama ditentukan oleh sifat penyakit dan tanggapannya terhadap terapi sppesifik. Misalnya, ketahanan terapi pada penderita dengan penyakit ginjal kronis yang mendasari sering ditentukan oleh respons penderita terhadap proses dialisis dan program transplantasi. Pada penderita dengan hipertensi hiper-renine-mik (misalnya, penyakit kardiovaskuler) evaluasi aktivitas renin vena renalis dapat membantu meramal prognosis. Perbedaan sekresi renin antara dua ginjal lebih dari pada 1,5:1, memberi kesan bahwa ginjal menghasilkan kadar yang lebih yang terutama merupakan penyebab hipertensi perbaikan lesi secara bedah pada sisi yang terlibat menghasilkan kemungkinan perbaikan yang sangat mencolok atau penyembuhan hipertensi. Prognosis sesudah perbaikan koarktarsio secara bedah bervariasi. Walaupun sebagiaan besar penderita akan membentuk tekanan darah sistematis normal pasca pembedahan, beberapa darinya akan menderita tekanan darah tinggi yang menetap. Hasil jangka lama baik pada neonatus yang menderita hipertensi sebagai komplikasi kateterisasi arteria umbilikalis. Sedikit bayi ini memerlukan terapi sesudah umur 2 bulan dan kebanyakan menunjukkan kebaikan perfusi ginjal yang mencolok.3
Pada penelitian tersebut diterangkan dengan rinci tentang penelitian yang telah dilakukan, pada penelitian juga dijelaskan tentang hipertensi yang diderita seseorang ketika masih remaja dan akan berlanjut ketika sudah dewasa. Dengan runtun menjelaskan tentang berbagai penyakit yang menyebabkan hipertensi maupun sebaliknya. Serta keakuratan dalam penelitian ini juga sudah jelas tertulis. Hanya saja penelitian ini tidak langsung menneliti pada beberapa orang dengan tekanan darah normal atau tekanan darah tinggi.
Penelitian deskriptif dapat pula digunakan sebagai penelitian pendahulauan, dan untuk memperoleh gambaran tentang hasil pengobatan suatu penyakit yang telah dilakukan (posttherapeutic survey). Misalnya hasil pengobatan hipertensi dengan Ca-inhibitor. Pengobatan ini menggunakan rancangan pra dan pascaintervensi. Misalnya, pada suatu pennelitian deskriptif ditemukan banyak penderita hipertensi dan diketahui ciri-ciri orang yang menderita hipertensi dilakukan pengobatan dengan Ca-inhibitor dengan dosis dann cara pemakaian yang telah ditentukan kemudian sellang beberapa saat dilakukan pula studi deskriptif untuk mengadakan penilaian terhadap hasil obat.4
Akan tetapi penelitian ini tidak dapat digolongkan pada penelitian eksperimental karena penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol. Penelitian ini juga lemah karena apa yang terjadi dengan berjalannya waktu tidak dapat diketahui dan faktor-faktor pengganggu validitas tidak dapat dikendalikan hingga apapun hasilnya serta tidak dapat dikatakan sebagai akibat intervensi, mungkin dapat dikatakan bahwa pengobatan yang dilakukan merupakan konstribusi terhadap menurunnnya prevalensi hipertensi. Dari penelitian ini dapat diperoleh gambaran tentang ciri-ciri penderita pada keadaan awal.
Adanya beberapa penelitian modern diatas kita bisa mengetahui bagaimana dampak yang terjadi setelah pengobatan. Dan apa saja efek-efek yang ditimbulkan dari pengobatan secara lebih akurat, dengan memaparkan berbagai hal yang menyangkut tentang hipertensi berdasarkan ilmu kedokteran. Selain pengobatan modern yang berdasarkan ilmu kedokteran, hipertensi juga dapat disembuhkan dengan pengobatan tradisional yang menggunakan herbal.
Sebuah penelitian terbaru mengenai pengaruh infusa pegangan terhadap terhadap tekanan normal wanita dewasa dilakukan oleh Shirley (2006) dari Universitas Maranatha, Bandung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa infusa pegangan dapan menurunkan tekanan darah 12 orang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha yang memiliki tekanan darah normal. Pengukuran tekanan darah diilakukan sebelum dan sesesudah meminum 3 gram infusa pegangan dalam 100 cc. Nilai tekanan darah sukarelawan setelah meminum infusa pegangan yaitu 98,33/63,83 mmHg. Nilai ini lebih rendah dibandinngkan tekanan darah sebelumnya, yaitu sebesar 106,83/67,5 mmHg.
Penelitian ini tidak terlalu meyakinkan banyak orang karena pada penelitian ini hanya melakukan penelitian pada tekanan darah normal. Mungkin sebaiknya dalam penelitian ini juga lakukan dengan meneliti tekanan darah tinggi. Kalaupun menurut penelitianya ini apabila telah melakukan penelitian pada tekanan darah normal sudah berhasil, maka juga akan berhasil jika dilakukan pada orang yang mempunyai dari tinggi. Seharusnya pada penelitian ini juga harus mencantumkan hal tersebut. Mungkin pada penelitian ini juga mencantumkan perbandingan antara penelitian terhadap tekanan darah normal dengan ttekanan darah tinggi yang bisa lebih mendukung penelitiaannya. Selain itu mungkin dalam penelitian ini juda dapat dicantumkan penyebab yang terjadi pada tubuh yang membuat tekanan darah normal bisa turun.
Hasil penelitian terbaru lainnya menyebutkan bahwa ekstrak etanol pegangan dapat menurunkan tekanan darah pada laki-laki dewasa. Subjek penelitiannya terdiri dari 30 orang laki-laki dewasa. Pengukuran ethanol dilakukan sebelum dan sesudah meminum ekstrak ethanolpegangan yang dikapsulkan. Hasil penelitiaannya menunjukkan bahwa nilai tekanan darah rata-rata sebelum meminum ethanol pegangan adalah 116,85/75,10 mmHg sedangkan setelah meminum ekstrak ethanol pegangan menjadi 109,48/70,23 mmHg. Kemungkinan penurunan mekanisme penurunan tekanan darah oleh pegangan disebabkan oleh efek diuretiknya (peluruh air seni). Disamping itu kandungan kalium pada pegangan dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan dapat membantu mengontrol konsentrasi natrium tekanan darah sehingga menimbulkan efek antihipertensi.5
Penelitian diatas dapat dikuatkan dengan adanya penyebab yang terjadi setelah meminum ekstrak ethanol pegangan yaitu dengan adanya mekanisme penurunan tekanan darah oleh pegangan disebabkan oleh efek diuretiknya (peluruh air seni). Selain itu pada penelitian diatas juga menyebutkan kandungan yang terdapat pada pegangan seperti kalium dapat menyebabkan berbagai hal.
Berdasarkan beberapa penelitian baik itu penelitian tentang pengobatan dengan ilmu kedokteran maupun pengobatan dengan menggunakan herbal mempunyai pengaruh dalam proses penyembuhan. Pengobatan dengan ilmu kedokteran mempunyai kelebihan tentang penjelasan-penjelasan yang lebih akurat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hipertensi. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang akan terjadi setelah menjalani pengoban. Pengobatan dengan herbal mempunyai kelebihan tentang penggunaan bahan bahan alami yang secara umum tidak mempunyai efek samping yang lebih dari pemngobatan dengan menggunakan ilmu kedokteran. Tergantung bagaimana cara kita dalam memilih pengobatan mana yang akan dijalani.
0 komentar:
Posting Komentar